Postingan

Semua hanya soal waktu

Semua ini hanya tentang waktu kita pasti dipertemukan entah itu kapan aku percaya itu, kita pasti bertemu seperti senja yang menjemput malam dan seperti pagi yang menjemput siang Semua ini hanya tentang waktu kita pasti akan bersama entah itu kapan aku percaya itu, kita pasti bersama entah dimana dimensi duniaku kah??? atau duniamu??

KERINDUAN LINTAS DIMENSI

Hanya khayalku yang dapat menggapaimu Dunia nyataku tak dapat merengkuhmu Cukup aku yang berimajinasi Mengingat kisah yang ku ciptakan sendiri Tentang aku dan kamu Kelembutanmu yang ku impikan Senyumanmu yang ku butuhkan Dekapanmu  yang ku rindukan Ya, aku merindukan semuanya darimu Semua narasi yang tak pernah kita lalui Atau mungkin memoriku yang tak mampu mengingat Kasih sayangmu kadang kuragukan Namun, hadirku di dunia ini dapat menjadi bukti Kau rela bertaruh atma Demi aku, demi kehadiranku di dunia Engkau belum sempat melihatku bertumbuh Aku pun belum sempat berbakti Biarlah baktiku tersampaikan lewat doa Walau ku tahu  itu tak cukup Ibu, tenanglah di sana Di dunia yang berdimensi lain dengan duniaku Ibu, Tersenyumlah di sana Hingga aku bisa merasakan ketulusanmu di mimpiku Ibu, rinduku takkan pupus Seperti kasih sayangmu yang takkan pernah pudar

Best Friend Forever (C'ns)

Kita dipertemukan secara tidak sengaja atau aku yang tidak menyadari bahwa kita memang ditakdirkan untuk bertemu. Waktu itu aku masih ingat sekitar 8 tahun yang lalu, di saat kita belum saling kenal kalian memanggilku. Walaupun ku tahu itu bukan namaku tapi aku tetap saja menoleh. Ya itu mungkin skenario pertama yang telah ditakdirkan agar kita saling mengenal. Dan setelah itu kita pun bersekolah ditempat yang sama. Sekolah yang menurutku sangat asing karena tak seorang pun teman yang berasal dari sekolah yaang sama denganku. Hanya beberapa orang yang ku kenal walaupun hanya sekedar kenal nama. Aku benar-benar merasa kesepian di awal masuk sekolah.  Dan waktu itu, aku masih sangat-sangat ingat ketika kita disuruh duduk berkelompok, aku bingung mau berkelompok dengan siapa. Tidak ada seorang pun yang ku kenal dengan jelas. Tapi, karena posisi meja kalian yang terdekat dengan mejaku, jadi aku memilih untuk berkelompok dengan kalian dan kalian menerima aku dengan baik. Ini  mungkin ske

Rasa yang Ingin Ku hapus

Aku yang mulai tak peka Oleh bisa yang kau berikan Oleh dusta yang kau ucap Oleh sakit yang membelenggu Aku sudah terbiasa dengan sikapmu Jujur aku lelah dengan semua ini Namun, aku takut untuk sendiri Aku takut untuk melepasmu Ah, aku memang bodoh Aku tetap menjaga cinta ini Padahal kau tak pernah sedikit pun mencintaiku Kau bagai ular yang terus melumpuhkanku Ya, Allah biarkan aku melupakannya Aku sudah benar-benar lelah Aku lelah dengan rasaku sendiri Rasa yang seharusnya sudah ku kubur sejak dulu

Rinduku yang Abadi

Gambar
Pagi ini, aku ingin menulis tentang perasaanku. Bukan untuk berkeluh kesah dengan semua yang terjadi tapi ku hanya ingin berbagi tentang rasa rinduku dan menghapus sedikit sedihku. Ya aku benar-benar rindu dengan sosoknya, sosok seorang ibu yang melahirkanku. Walaupun, ku hanya mengenalnya melalui cerita orang lain dan melalui foto. Ah, mengapa tak sedikit pun kenangan yang bisa ku ingat tentangnya? Bahkan aku pun tak tau apakah aku pernah memanggilnya dengan sebutan "mama". Semua kenangan itu samar-samar, buram, bahkan hitam pekat. Namun, rindu ini selalu ada dan entah sampai akan menjadi penghias hatiku. Ibu, aku benar-benar rindu Tahukah engkau kalau sekarang aku telah beranjak dewasa? Usiaku sekarang 20 tahun 9 hari Tidak lagi seorang bayi yang masih belajar untuk berjalan Seperti beberapa saat sebelum engkau pergi... Ibu, aku benar-benar rindu Rindu memanggilmu "mama" Rindu tidur dipelukanmu Rindu akan akan kasih sayangmu Ibu, tenangl

Hujan di awal februari

Gambar
1 februari 2014 Ku tatap langit yang masih menghitam Bak menggambarkan hatiku yang kelam Oleh noda rinduku yang masih ku jaga entah sampai kapan aku berbalut resah menahan rasa yang membuncah Aku masih berdiri di sini Di depan jendela kamarku Ketika hujan dari langit terjatuh Bersama derai air mataku Ah, kenangan itu datang lagi Kenangan tentang kita dan hujan Kenangan di awal februari Di saat kau masih di sini   Masih ingatkah kau dengan kisah itu ? Di saat kita berjalan bersama di bawah hujan Kau menggenggam tanganku seolah kau tak ingin ku pergi Tidak, tidak Ku yakin kau tak mengingatnya Karena hanya saya yang menyimpan rasa itu Hanya saya yang merasakan itu dan hanya imajinasiku yang menciptakan kisah itu

Sosok Imaginasi

Kurindukan birunya langit di antara rintik hujan Karena ku ingin pantulan bayangmu tergambar di sana Ku terlalu lama terdiam, beku dalam dekapan rindu Menahan duka memendam cinta Kurindukan mentari di tengah gelapnya malam Karena ku ingin menguapkan gelisahku Sendiri ku di sini, terikat dalam kesunyian Walau ada gambaran abstrak tentangmu bersamaku Aku merindukan bayangan semu yang takkan pernah nyata Aku mengharapkan langit yang takkan pernah kugapai Aku mengiba kasih yang tak pernah kau beri Aku memendam rasa yang enggan kuungkap Ah, aku terlalu asyik berimajinasi Mengharapkanmu tuk datang itu tak mungkin Karena kau hanya ada di dunia khayalku Dan ku tak tau caranya membuatmu nyata...

For My Best Friend

Haruskah aku bertanya pada lembayung di duniamu, tentang kamu, dia, dan mereka???? Sebuah kisah lama di dunia antahberantah yang hingga kini belum aku mengerti. Ku berhasil mengeja tiap aksara dibenakmu namun, ku belum bisa merapal makna tiap kata demi kata. Kau nyata bagiku, tapi jiwamu abstrak bagiku bahkan untukmu. Bagaimana aku bisa mengerti jika kau sendiri tak tahu siapa dirimu. Mungkin aku terlalu naif untuk membencimu atau mungkin kau yang terlalu egois sehingga kau tak mampu menjadi seperti dirimu sendiri. Apakah kisahmu di masa lalu yang membuatmu seperti ini??? Maaf kalau aku terlalu banyak bertanya, ku hanya ingin masuk ke duniamu. Ku hanya ingin mengenalmu walau kau berusaha menolakku. Kau sahabatku walau mulutmu tak mengakui itu. Berhenti untuk egois dan berpura-pura tegar. Bahkan ketika kau mulai rapuh dan orang-orang tak ada yang peduli aku akan tetap menjadi tiang untuk menyanggahmu. #April48

Cerita di Awal Minggu

Pagi ini, mentari masuk melalui kisi-kisi jendela kamarku. Sejenak aku tertegun, malamku kembali berlalu dan kembali kurengkuh hariku. Apakah aku siap menghadapi hari ini?? Segudang ketakutan belum berhasil aku kubur hingga saat ini. Bayangan tentang kesibukan di hari senin seringkali membuatku cemas. Ada semacam doktrin yang terus membuatku tertekan di setiap minggu. Tugas, laporan, ujian yang akan ku hadapi di minggu ini berterbangan di benakku. Buku-buku tebal dan catatan-catatan lusuh menelan separuh energi dan keyakinanku untuk melangkah. Akankah seninku ini menjadi senin keramat atau malah membawa berkah untuk hari-hari berikutnya?? Aku masih bertanya-tanya, hingga sesaat ku buka jendela kaca kamarku. Ku tatap langit yang membiru. Tak ada lagi mendung seperti yang ku lihat kemarin. Ada keyakinan yang tiba-tiba menyapaku. Ku mantapkan kakiku untuk melangkah, ku yakin bisa memeluk hariku setidaknya untuk minggu ini, seperti langit yang kembali memeluk mentari. #April48