Curhatan Malam

Aku begitu terpana melihat sosokmu yang menjelma di hadapanku. Muka polosmu membuatku yakin dengan semua yang kau ucapkan. Namun, kini ku saksikan lagi sosokmu yang berbeda. Sosok yang arogan dan pemarah. Hari demi hari berlalu dan muncullah sosok-sosokmu yang lain. Aku tak mengerti dengan semua ini dan yang terlintas dipikiranku saat ini adalah bunglon. Binatang ini sungguh cerdas dengan penyamarannya dan begitu pun kamu yang telah berhasil membohongiku.
Ah, sekejap rasa sayangku berganti dengan rasa benci. Namun, di saat otakku mengintruksikan untuk melupakanmu, terdengar tangisan kecil di sudut hatiku sebagai bentuk penolakan. Tubuhku tak mampu lagi menyikronisasikan akal dan perasaanku. Kebimbangan kini benar-benar telah menyelimutiku. Sedih, benci, marah kini telah bersatu di aliran darahku tapi tak tahu tempat mana yang mereka akan tuju. Hingga aku benar-benar lelah dan menutup hariku dengan kecewa dan ku harap bahagia akan terbit bersama mentari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

For My Best Friend

Sosok Imaginasi

Tangisan di penghujung Siang