Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

PARASIT

Di saat ku terbangun, ku harap ada kabar darimu.. Ku harap ada sapaan lembut dari bibirmu.. Namun, hingga kini kamu masih terdiam di sana Harapanku kini sirna dan memudar.. Masihkah aku harus menunggumu.. menunggu sosok parasit sepertimu.. Yang hanya datang di saat kau butuh.. Yang hanya menyapaku di saat kau perlu sesuatu.. Ini kah makna kata cinta untukmu?? Ini kah makna rasa sayangmu kepadaku?? arrgghh, jangan kira aku bodoh.. Ku tahu manusia-manusia parasit sepertimu terlalu pintar bersilat lidah Cukup, tak usah kau mengobral janji Aku sudah muak mendengarnya Aku sudah terlalu lelah bertahan bersamamu Bersama manusia parasit sepertimu Jangan kau kira virus cinta yang kau tanamkan telah menguasaiku logikaku lebih pintar dari apa yang kau pikirkan dengan mudah virus itu ku taklukkan  Dan tak mudah ku lemah  Hidupku masih berlanjut walau tanpamu.. Tapi, yakinkah kau kalau hidupmu masih bisa berlanjut tanpaku?? Kau sudah terlalu bia

SEBUAH KAIN PERCA

D engan tatapan yang sulit ku artikan kau mengamati diriku. Aku pun bingung dengan sikapmu. Sepertinya ada yang salah dengan penampilanku yang sekarang. Tapi, aku cukup malu untuk melontarkan pertanyaan. Ku hanya memberikan isyarat dari sorot mataku berharap kau akan mengerti. "Sebuah kain perca" kata-kata itulah yang terlontar dari mulut mu sambil matamu terus mengamati jilbabku. Jujur, aku tak menyangka kau akan mengatakan itu padaku. Apa yang salah dengan jilbabku. Sebuah jilbab mahal yang mengikuti trend terbaru. Aku tidak menerima semua yang kau katakan. Namun, aku masih tetap diam dan ku tunjukkan protesku dengan wajah kusutku. "Jilbab mu memang bagus di mata manusia-manusia picik tetapi di mata Allah SWT itu tak indah sama kali" Ku coba merenungi kata-katanya. Logika ku membenarkannya. Jilbab ini hanya sekedar pembungkus bagi auratku tetapi tidak menutupi. Namun, hatiku mencoba menolaknya... Ya, Allah begitu tertutupnya kah hatiku?? Jujur aku

Galau

tit tit... hpku bergetar membangunkanku dari tidurku, ada satu nomor yang tertulis di sana. Nomor yang dulu menjadi penghias kontakku tapi sejak kemarin ku sengaja menghapusnya. Masih ada duka yang ku rasakan hingga kini. Tapi ku coba untuk menyembunyikannya darimu ku telah merangkai kata untuk menolak kedatanganmu kembali. ku tak mau terlalu berharap denganmu dan mencintaimu lagi. Ku takut kamu akan menambah dalamnya luka di hatiku. Namun, di saat kamu mengungkapkan kalo kamu ingin kembali. Jari-jariku dengan cepat membalasnya untuk menerimamu kembali.. Tak sempat ku berpikir kembali karena hatiku sangat bahagia menyambut kedatanganmu lagi. Ku tau ini salah karena kau tak pernah mencintaiku...masih ada satu nama di hatimu... haruskah aku membatalkan keputusanku ini... bingungka :'( :'(

Tangisan di penghujung Siang

Lama ku sendiri.. bersama ribuan luka di hatiku bersama derai tangis yang tak pernah kering bersama rasa sakit yang terus menghujaniku Tak pernah ku berharap bertemu denganmu Tak pernah ku minta kedatanganmu Tak pernah ku memohon penggantinya Tak pernah ku mengemis cintamu Kau datang tanpa ku minta menghapus tetes demi tetes air mataku.. menutup bongkahan lukaku yang tak pernah sembuh memudarkan semua anganku tentangnya Ku tolak kehadiranmu di hatiku tapi kau mencoba meyakinkanku kalo kau tak sama dengannya dan kau tak kan menyakitiku sepertinya Tapi, di saat ku mulai mencintaimu.. Di saat ku mulai mempercayaimu kau malah menyakiti hati ini menambah perihnya luka yang ku rasakan Senja ini adalah akhir kisah kita Kisah yang singkat tapi bermakna Tak mudah ku lupakan tapi ku harus mencoba mencoba menghapus lukaku.. Ku tumpahkan tangisku berharap ini tangisan terakhirku untuk mu.. ku tutup hariku dengan TANGISAN DI PENGHUJUNG SIANG

Akhir Persimpangan

Rasa itu kini menjelma di hatiku Bayangmu kini menjadi penghias pikiranku Namamu kini yang sering terlontar di bibirku Senyummu kini yang menjadi penyemangatku Namun, di saat kau telah bersamaku Perasaan takut kembali merayap di hatiku Ada perih yang seketika menjelma Ada duka yang terselip dalam tawaku entah mengapa ku ada di sini berdiri kaku di persimpangan ego ku mencapai menara katedral tetap mempertahankan mu di sini Namun, ada aliran air mata di sudut air matanya membuatku merasakan perih yang sama dengannya otakku menyuruhmu tuk pergi dengannya.. tapi hatiku mulai tertutup ego dan takkan ku biarkan kau pergi dari sisiku Ku tutup kisah ini dan tak ingin kau dengannya tetaplah melangkah denganku hingga AKHIR PERSIMPANGAN